Haji, Sebuah Kewajiban Politik Berlandaskan pada Taklif Agama/ Larangan Mengungkapkan Penentangan dengan Amerika; Kebijakan Setan
Menurut laporan IQNA dilansir dari situs kantor penjagaan dan publikasi karya Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, bertepatan dengan pengiriman para Jemaah haji ke tanah wahyu, sejumlah staf dan penyelenggara haji Iran bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Revolusi Islami, Ayatullah Ali Khamenei, Rabu pagi (3/7).
Pertemuan ini berlangsung di Husainiah Imam Khomeini ra.
Sebagian dari pernyataan Rahbar dalam pertemuan ini adalah sebagai berikut:
- Haji disamping menunjukkan penghambaan dan kekhusyu’an, dan juga menjadi faktor sosial persatuan dan persaudaraan serta satu warna, dan di samping haji adalah demonstrasi dan atraksi moral.
Termasuk kesalahan besar yang selalu kita dengar, dan sekarang kita mendengar dari beberapa yang tidak tahu tentang Islam adalah bahwa mereka mengatakan, jangan politisasi haji.
Yakni haji apa yang tidak dipolitisasi? Menciptakan persatuan adalah masalah politik. Membela dan mendukung rakyat Palestina dan orang-orang tertindas di dunia Islam seperti Yaman adalah tugas politik, dan membela kaum tertindas adalah ajaran Islam itu sendiri dan wajib, atau berlepas dari dari kaum musyrik, yang merupakan sebuah kewajiban. Kesemua ini adalah milik agama
Ya, haji adalah perbuatan politik, tetapi pekerjaan politik ini merupakan taklif agama itu sendiri. Adapun mereka yang datang dan melarang gerakan-gerakan politik ini, itu juga politik, tetapi politik anti-agama.
Adapun yang mengatakan kalian tidak berhak mengkritik Amerika, ini juga sebuah gerakan politik setan.
