Muhammad Mujtahid Zadeh, Ketua Perpustakaan Khusus Amirul Mukminin Ali (as) saat wawancara dengan IQNA mengabarkan tentang persiapan pencetakan dan penerbitan naskah Nahjul Balaghoh. “Naskah ini berdasarkan sebuah naskah dari Sayid Radhi yang telah ditulis pada abad keenam,” tambahnya.
Dengan statemen ini, dia menambahkan, “Bacaan dan perbaikan naskah ini pernah dilakukan oleh salah satu ulama abad keenam, yang mana dia dianggap sebagai salah seorang ahli di kancah ini pada masa itu dan sekarang Qaish Bahjat Athtar tengah menyelaraskan sebuah naskah dari Nahjul Balaghoh ini dengan sebuah naskah dari abad keenam sehingga dia dapat menulis naskah yang ada di tangannya.”
Mujtahidi dengan mengemukakan tahap akhir pekerjaannya, menyampaikan, “Hari raya Ghadir tahun ini yang bertepatan dengan periode ke seribu empat ratus tahun dari awal permulaan pemerintahan Imam Ali (as), maka dari itu kami berharap pada masa tersebut karya ini bisa siap dipublikasikan di pasar-pasar.”
Dengan statemen ini, dia menambahkan, “Rencana Qais bin Athtar adalah menganalisa semua naskah-naskah kuno Nahjul Balaghoh dari abad keempat sampai abad kedelapan yang sudah disalin dan setelah menyelaraskan perbedaan naskah, maka dia akan menulis sebuah Nahjul Balaghoh yang ada di tangan penulis.”
Mujtahidi dengan mengisyaratkan paling kunonya naskah Nahjul Balaghoh yang ada adalah naskah Sayid Radhi, dan sudah berlalu dalam tempo 406 tahun terkahir, mengatakan, “Dengan demikian, naskah terkuno adalah naskah yang berkaitan dengan abad keempat.”
“Kebanyakan naskah-naskah Nahjul Balaghoh yang ada di pasar-pasar, ditulis dengan berdasarkan naskah Nahjul Balaghoh karya Ibnu Abil Hadid atau Muhammad Abdu, yang ditulis oleh orang Ahlus Sunnah,” lanjutnya.
Mujtahidi mengintroduksikan, “Naskah ini kebanyakan mengalami kekurangan, dengan demikian belum ada Nahjul Balaghoh Syiah yang lengkap dalam segala aspek. Dengan berdasarkan hal ini, kami memutuskan penganalisaan naskah kuno sehingga kami menulis Nahjul Balaghoh berdasarkan ini dan meletakkannya dihadapan para audien.”
Dia juga mengingatkan bahwa, “Qais Bahjat Athtar sampai sekarang ini telah menulis empat naskah Nahjul Balaghoh berdasarkan keselarasan dengan naskah-naskah kuno, yang juga mendapatkan sambutan dari para audien dan naskah ini dianggap sebagai karya kelima di kancah ini.”